Pages

Sabtu, 30 Maret 2013

Proyeksi pemeriksaan Ossa Cruris

Proyeksi pemeriksaan Ossa Cruris ada 2 yaitu :

  1. AP
  2. Lateral
Untuk klinisnya biasanya terjadi fractur, dan benda asing di Ossa Tibia dan Fibula


Proyeksi pemeriksaan AP 

  • PP (Posisi Pasien)= Pasien supine atau tiduran di atas meja pemeriksaan, kedua tungkai lurus.
  • PO (Posisi Objek)= Tungkai bawah yang difoto lurus/true AP yaitu : mengatur maleolus lateral dan medial pada ankle berjarak sama pada kaset, condilus lateral dan medial berjarak sama pada kaset.
  • Ukuran kaset = 30x40 cm Vertikal
  • CR = Tegal lurus Vertikal
  • CP = Pada mid (Pertengahan) Oss Cruris
  • FFD = 90 cm
  • Luas lapangan kolimasi = Dari Knee joint sampai Ankle joint
  • Marker = R/L Orientasi AP

Kriteria gambaran : Oss Tibia dan Fibula, Ankle joint dan Knee joint.


Kriteria Evaluasi :
  • Tampak oss cruris dalam posisi AP
  • Persendian dari proksimal tibia dan fibula sedikit overlap
  • Ankle dan Knee joint dalam posisi true AP

Proyeksi pemeriksaan Lateral

  • PP (Posisi Pasien) = Pasien tidur miring di atas meja pemeriksaan, dengan tepi yang akan difoto dekat dengan meja pemeriksaan. Tungkai yang akan difoto lurus, tungkai yang lain genu fleksi diletakkan di depan tungkai yang akan difoto.
  • PO (Posisi objek) = Tungkai  bawah true lateral dengan cara knee joint dan ankle joint masing-masing  dalam kedudukan true lateral. dan Tungkai bawah memanjang di atas kaset,
  • Ukuran kaset = 30x40 cm Vertikal
  • CR = Tegak lurus Vertikal
  • CP = Pada mid (Pertengahan) Ossa Cruris
  • FFD = 90 cm
  • Luas lapangan kolimasi = Dari Knee joint sampai Ankle joint.
  • Marker = R/L Orientasi AP

Kriteria gambaran : Oss Tibia dan Fibula, Knee Joint dan Ankle joint


Kriteria Evaluasi :
  • Oss Tibia dan Fibula banyak yang mengalami superposisi







Jumat, 29 Maret 2013

Proyeksi pemeriksaan Oss Calcaneus

Proyeksi pemeriksaan Calcaneus ada 2 yaitu :


  1. Axial
  2. Lateral

Untuk Klinis pemeriksaan biasanya terjadi Fraktur pada Oss Calcaneus.


Proyeksi pemeriksaan Lateral

  • PP (Posisi Pasien) = Pasien tidur di atas meja pemeriksaan, dengan tungkai yang akan difoto dekat meja pemeriksaan, Tungkai yang akan difoto fleksi dan tungkai yang lain lurus diarahkan kebelakang pasien dan Genu dari Ankle yang akan difoto diganjal dengan spon
  • PO (Posisi Objek) = Ankle joint diatur true lateral dengan cara mengatur maleolus lateralis dan medialis dalam satu garis vertikal, Maleolus lateral menempel pada kaset, Oss Calcaneus diletakkan dipertengahan kaset, kaset diatur horizontal
  • Ukuran kaset = 18x24 cm Horizontal
  • CR = Tegak lurus Vertikal pada pertengahan kaset
  • CP = Pada Talocalcaneo joint
  • FFD = 90 cm
  • Luas lapangan kolimasi = dari Talus sampai Calcaneus
  • Marker = R/L Orientasi AP

Kriteria gambaran : Calcaneus, Maleolus Medial, Talus, Talocalcaneo Joint


Kriteria Evaluasi :

  • Tampak Calcaneus dalam posisi lateral
  • Calcaneus tidak terjadi rotasi
  • Sustentaculum tali dan Tuberositas lateral tampak jelas serta jaringan lunak tampak
  • Tampak sinus tarsi.

Proyeksi pemeriksaan Axial 

  • PP (Posisi Pasien) = Pasien supine (Tiduran) di atas meja pemeriksaan, dengan kedua tungkai lurus.
  • PO (Posisi Objek) = Telapak kaki vertikal, tumit diletakkan di atas kaset, Untuk fiksasi daerah tarsal ditarik dengan tali ke arah cranial.
  • Ukuran kaset = 18x24 cm Vertikal
  • CR = Tegak lurus Vertikal
  • CP = Pada Oss Calcaneus
  • FFD = 90 cm
  • Luas lapangan Kolimasi = dari Tarsal sampai Calcaneus.
  • Marker = R/L Orientasi AP

Kriteria gambaran : Oss Calcaneus terlihat



Kriteria Evaluasi :

  • Tampak calcaneus mulai dari suspentaculum tali sampai ke tuberositas termasuk talocalcaneal joint 
  • Tidak terjadi rotasi pada calcaneus.



Proyeksi pemeriksaan Ankle Joint

Untuk Proyeksi pemeriksaan Ankle Joint ada 2 yaitu :


  1. AP
  2. Lateral

Untuk Klinis biasanya terjadi fraktur atau dislokasi pada sendi Ankle.


Proyeksi pemeriksaan AP

  • PP (Posisi Pasien) = Pasien duduk atau Tiduran (Supine) di atas meja pemeriksaan, kedua tungkai lurus.
  • PO (Posisi Objek) = Telapak kaki yang difoto Vertikal, Tumit menempel ke kaset. Untuk fiksasi diletakkan penyangga di depan telapak kaki. Ankle joint diatur true AP dengan maleolus lateralis dan medialis berjarak sama terhadap kaset. Dibawah Ankle joint diletakkan spon kecil untuk mencegah terjadinya gerakan.
  • Ukuran kaset = 18x24 cm Vertikal atau Horizontal untuk 2 gambaran
  • CR = Tegak lurus Vertikal
  • CP = Pada Mid (Pertengahan Maleolus Lateral dan Medial.
  • FFD = 100cm
  • Luas lapangan Kolimasi = dari 1/3 Distal Cruris sampai Talus.
  • Marker = R/L Orientasi AP


Kriteria Gambaran : Ossa Distal Tibia Fibula, Tibiofibular Joint(Ankle) Terlihat, Maleolus Lateral dan medial dan Talus



Kriteria evaluasi : 

  • Tampak AP Ankle joint
  • Celah sendi talotibia tampak
  • Daerah distal tibia sampai ke talus harus terlihat
  • Superposisinya bagian distal tibia dan Fibula menandakan tulang normal
  • Maleolus lateral dan medial tampak

Proyeksi pemeriksaan Lateral

  • PP (Posisi Pasien) = Pasien tidur miring di atas meja pemeriksaan dengan tungkai yang akan difoto dekat meja pemeriksaan, Tungkai yang akan difoto fleksi dan tungkai yang lain lurus diarahkan ke belakang pasien dan genu dari ankle yang akan difoto diganjal dengan spon.
  • PO (Posisi Objek) = Ankle joint diatur true Lateral dengan cara mengatur maleolus lateralis dan medialis dalam satu garis vertikal. dan Maleolus lateralis menempel pada kaset.
  • Ukuran kaset = 18x24 Vertikal atau Horizontal untuk 2 gambaran
  • CR = Tegak lurus Vertikal
  • CP = Pada Maleolus Medialis
  • FFD = 90 cm
  • Luas lapangan kolimasi = Dari Distal Ossa Tibia Fibula sampai talus
  • Marker = R/L Orientasi AP


Kriteria Gambaran : Oss Distal Tibia dan Fibula, Tibiofibular joint (Ankle), Maleolus Lateral dan medial, Talus, dan Calcaneus.


Kriteria evaluasi : 

  • Ujung distal tibia fibula overlaping pada bagian posterior.
  • Sendi tibia fibula terlihat jelas.
  • Tibia, fibula bagian distal dan talus harus tampak.









Rabu, 27 Maret 2013

Proyeksi Pemeriksaan Pedis


Untuk proyeksi pemeriksaan Ossa Pedis ada 9 yaitu :


  1. AP
  2. AP Axial
  3. AP Obliq
  4. PA Obliq
  5. Lateral
  6. Lateral Weigh bearing
  7. AP Axial Weigh bering
Tetapi untuk Proyeksi pemeriksaan pedis di rumah sakit biasanya AP, Lateral, dan Obliq saja
Untuk klinis biasanya ada Fractur,dislokasi, dan benda asing.


Proyeksi pemeriksaan AP

  • PP (Posisi pasien) = Pasien duduk atau supine di atas meja pemeriksaan 
  • PO (Posisi pasien) = Fleksikan tumit kaki yang akan diperiksa dan telapak kaki menempel pada kaset 
  • Ukuran kaset = 18x24 cm Vertikal
  • CR = Tegak lurus vertikal atau menyudut 10 derajat ke arah tumit
  • CP = di metatarsal 3
  • FFD = 90 cm
  • Lapangan kolimasi = dari Ankle joint sampai phalang.
  • Marker = R/L orientasi AP

Kriteria gambaran = Phalank, Metatarsal,tarsal (Talus, Navicular, Cuboid, Cuneiform Lateral,Intermedial, medial) Ankle joint.

Kriteria Evaluasi : 
  • Pedis bebas overlap dengan ditandai :
  • Jumlah yang sama pada space diantara metatarsal II hingga IV
  • Tingkat overlap terjadi dibagian dasar metatarsal II hingga V.

Proyeksi pemeriksaan Lateral (Mediolateral)

  • PP (Posisi Pasien) = Pasien semi prone, tungkai yang difoto dekat dengan meja pemeriksaan dan diatur lurus dan tungkai yang lain fleksi dan tungkai bawah diletakkan didepan tungkai yang difoto.
  • PO (Posisi Objek) = Telapak kaki diatur vertikal dengan tepi lateral menempel kaset dan diatur pada pertengahan film, kaset horizontal pada meja pemeriksaan.
  • Ukuran kaset  18x24 cm Horizontal
  • CR = Tegak lurus Vertikal
  • CP = Pada Navicular
  • FFD = 90 cm
  • Lapangan kolimasi = Dari Ankle joint sampai Phalank
  • Marker = R/L Orientasi AP

Kriteria gambaran : Phalang, Metatarsal, Tarsal (Navicular, Cuneiform Lateral, Intermedial, medial, talus) dan Ankle joint

Kriteria Evaluasi = 
  • Metatarsal mendekati superposisi
  • Kaki bagian distal dan Ankle joint tampak
  • Fibula overlap dengan bagian posterior dari tibia
  • Talotibial joint (Ankle joint) tampak.

Proyeksi pemeriksaan Obliq

  • PP (Posisi pasien) = Pasien supine di atas meja pemeriksaan. Tungkai yang tidak difoto lurus, Dapat pula diatur dengan posisi penderita duduk. Genu dari tungkai yang difoto fleksi, telapak kaki diletakkan dipertengahan kaset.
  • PO (Posisi pasien) = Tungkai diatur condong ke medialm, sehingga tepi lateral telapak kaki terangkat dan membentuk sudut 30 derajat terhadap kaset.
  • Ukuran kaset = 18x24 cm Vertikal
  • CR = Tegak lurus Vertikal
  • CP = di Metatarsal 3
  • FFD = 90 cm
  • Luas lapangan kolimasi = Dari Ankle joint sampai Phalank
  • Marker = R/L Orientasi AP

Kriteria gambaran : Phalang, Metatarsal, Tarsak (Cuneiform Lateral, Navicular, Cuboid, Talus, sebagian Calcaneus) dan Ankle joint

Kriteria Evaluasi : 
  • Dasar metatarsal III sampai V bebas superposisi
  • Tarsometatarsal dan intertarsal joint tampak
  • Sinus tarsi tampak 
  • Tuberositas dari Metatarsal V diperlihatkan.









Proyeksi pemeriksaan Scapula


Untuk proyeksi pemeriksaan Scapula ada  2 yaitu :

  • AP
  • Lateral
  • Y view (Tangensial)
Untuk Proyeksi pemeriksaan yang sering dilakukan di rumah sakit hanya AP dan Lateral 
Untuk Klinisnya biasanya Fraktur di Scapula.

Proyeksi pemeriksaan AP 

  • PP (Posisi Pasien) = Pasien berdiri (Erect) atau Tiduran (Supine)
  • PO (Posisi Objek) = Tubuh dirotasikan 30 derajat ke arah yang sakit, sehingga scapula sisi yang yang diperiksa paralel dengan film, pada posisi supine sisi yang sehat diganjal dengan sandbag dan tangan diletakkan di atas scapula
  • Ukuran kaset = 24x30 cm Vertikal
  • CR = Horizontal atau vertikal tegak lurus.
  • CP = Pada mid scapula menuju pertengahan kaset.
  • FFD = 90 cm
  • Marker = R/L orientasi AP

Kriteria gambaran : Scapula, Coracoid Process, Acromion, Glenoid cavity, Inferior angle Clavicula, dan Lateral border.


Kriteria Evaluasi : 

  • Bagian lateral dari scapula harus bebas superposisi dari costae
  • Scapula terlihat horizontal dan tidak obliq
  • Detail dari scapula dapat dilihat pada bagian yang superposisi dengan paru-paru dan costae
  • Processus acromion harus masuk dalam foto.

Proyeksi pemeriksaan Lateral

  • PP (Posisi pasien) = Pasien berdiri (Erect) membelakangi arah sinar
  • PO (Posisi Objek) = Siku pada sisi yang diperiksa dalam keadaan fleksi, lengan sedikit abduksi dan diletakkan dibelakang tubuh dan tubuh dirotasikan 60-70 derajat sehingga sisi yang diperiksa dekat dengan film dan bidang scapula tegak lurus terhadap kaset.
  • Ukuran kaset = 24x30 cm Vertikal
  • CR = Tegak lurus Horizontal
  • CP = Pada pertengahan scapula menuj pertengahan kaset.
  • FFD = 90 cm
  • Marker = R/L Orientasi PA 

Kriteria gambaran : Scapula, Coracoid Process, Acromion, Inferior angle.


Kriteria Evaluasi : 

  • Bagian vertebrae pada daerah axila terlihat superposisi
  • Scapula terbebas dari superposisi dengan humerus.
  • Proses Acromion dan angulus inferior harus masuk dalam radiograf.
  • Bagian yang tebal dari lateral scapula harus terlihat dengan densitas yang jelas.






Selasa, 26 Maret 2013

Radiografi VS Fotografi


Radiografi adalah proses pencatatan bayangan dengan menggunakan sinar x pada bahan yang peka terhadap  
sinar x atau cahaya tampak (Radiation sensitive material).

Fotografi adalah proses pencatatan bayangan dengan menggunakan cahaya pada suatu bahan yang peka terhadap cahaya (Light sensitive material).

Persamaan Radiografi dan Fotografi


  • Pembentukan bayangan/gambaran
  • Pencatatan bayangan pada suatu material
  • Pembentukan bayangan bersifat permanen.
Perbedaan Radiografi dan Fotografi

Radiografi :
  1. Menggunakan sinar X,sinar tembus
  2. Perbedaan penghitaman akibat sensitivitas (banyak sedikitnya) Sinar X yang menembus bahan 
  3. Intensitas sinar X tersebut dipengaruhi oleh :Tenaga sinar X, Ketebalan bahan yang ditembus, Kerapatan bahan yang ditembus, Nomor atom dari bahan/objek.
  4. Menimbulkan efek biologis
  5. Obejknya adalah bagian tubuh manusia bagian dalam
Fotografi :
  1. Menggunakan Cahaya tampak, cahaya pantul
  2. Perbedaan penghitaman pada material film adalah suatu akibat dari perbedaan intensitas cahaya pantul.
  3. Intensitas cahaya tersebut dipengaruhi oleh Tenaga cahaya, warna cahaya, dan kepekaan bahan pencatatan bayangan terhadap cahaya tertentu.
Proses pembentukan gambaran

Radiografi :

  • Sinar X menembus objek, lalu ditangkap oleh bahan yang sensitive terhadap sinar X atau cahaya tampak (emulsi film). Hasil berupa bayangan negatif (radiograf).
Fotografi :
  • Kilatan cahaya mengenai objek, dipantulkan oleh objek tersebut, kemudian pantulan tersebut ditangkap oleh bahan yang peka cahaya (emulsi film) Hasil berupa bayangan negatif (Klise).

Minggu, 24 Maret 2013

Proyeksi Pemeriksaan Clavicula


Proyeksi pemeriksaan Clavicula ada 2 yaitu :


  1. AP
  2. AP Axial

Proyeksi pemeriksaan Clavicula biasanya dengan klinis seperti : Fraktur, Corpus Alienum (Benda Asing), dan Dislokasi.


Proyeksi Pemeriksaan AP :

  • PP (Posisi Pasien) = Pasien Berdiri (Erect) atau Tiduran (Supine) dengan punggung menempel pada meja pemeriksaan atau bucky stand.
  • PO (Posisi Objek) = Posisikan Bahu dan Tulang Clavicula berada di tengah-tengah kaset.
  • Ukuran kaset = 24x30 cm Horizontal
  • CR = Tegak lurus Horizontal
  • CP = Pada Mid (Pertengahan Clavicula)
  • Kolimasi = dari Proksimal Humerus sampai Sternoclavicular joint
  • FFD = 90-100 cm
  • Marker = R/L orientasi AP

Kriteria gambaran : Seluruh Oss Clavicula, Akromioclavicular joint dan Sternoclavicular joint.

2 Gambaran clavicula R/L

Kriteria Evaluasi : Tulang Clavicula Superposisi dengan tulang-tulang lainnya.


Proyeksi Pemeriksaan AP Axial

  • PP (Posisi Pasien) = Pasien Berdiri (Erect) atau Tiduran (Supine) dengan punggung menempel pada meja pemeriksaan atau bucky stand
  • PO (Posisi Objek) = Posisikan tumbuh bagian bawah pasien condong ke depan kira-kira 45 derajat dengan bahu tetap menempel pada kaset.
  • Ukuran kaset = 24x30 cm Horizontal
  • CR = Menyudut Cranial (Cephalad) 0-15 derajat.
  • CP = Pada Mid (Pertengahan) Ossa Clavicula
  • Kolimasi = dari Proksimal Humerus sampai sternoclavicular joint.
  • FFD = 90-100 cm
  • Marker = R/L Orientasi AP
Kriteria Gambaran : Keseluruhan Oss Clavicula, Akromioclavicular joint dan Sterno Clavicular joint.

Kriteria Evaluasi : Ossa Clavicula Terlempar sehingga bebas atau tidak superposisi dengan Ribs.






Sabtu, 23 Maret 2013

Produki Sinar X

Sinar X pertama kali ditemukan oleh ahli fisikawan asal Jerman yang bernama Wilhelm Conrad Roentgen pada tanggal 8 November 1895, saat itu Roentgen bekerja menggunakan tabung dengan pertama kali digunakan ke tangannya sendiri.




Sinar X terjadi karena adanya tumbukan elektron-elektron di dalam sebuah tabung hampa udara.
Sinar X terbagi menjadi 2 yaitu :


  1. Sinar X Bremstrahlung
  2. Sinar X Karakteristik

  • Sinar X Bremstrahlung terjadi akibat adanya interaksi antara elektron-elektron yang berasal dari Katoda dengan inti Atom yang berasal dari Anoda sehingga terjadi penyerapan energi atau pelepasan energi.
  • Sinar X Karakteristik terjadi akibat adanya tumbukan antara elektron-elektron yang berasal dari Katoda dengan elektron-elektron yang berada di lintasan Anoda sehingga terjadi pelepasan energi dari lintasan elektron yang lebih tinggi ke lintasan elektron yang lebih rendah.\

Syarat-syarat terjadinya Sinar X :

  • Harus ada Sumber elektron (Katoda dan Anoda)
  • Focussing cup
  • Tabung hampa udara
  • Adanya Pemercepat elektron (Rangkaian HTT)
  • Adanya Awan Elektron 
Sifat-sifat sinar X :

  1. Dapat menembus objek atau benda karena mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek.
  2. Tidak dipengaruhi oleh medan magnet atau medan Listrik jadi sinarnya tegak lurus.
  3. Dapat mengionisasikan suatu Zat
  4. Dapat mengeluarkan cahaya Luminisensi
  5. Dapat menghitamkan Film (Efek Fotografi)
  6. Dapat menimbulkan efek Biologi
  7. Sinar X apabila menembus objek akan terjadi Atenuasi,Absorpsi, dan Scatter.

Jumat, 22 Maret 2013

Proyeksi Pemeriksaan Shoulder Joint


Proyeksi Pemeriksaan Shoulder Joint ada 9 yaitu


  1. AP Eksorotasi
  2. AP Endorotasi
  3. AP Neutral
  4. AP External Rotasi :Shoulder (Non Trauma)
  5. AP-Internal Rotasi : Shoulder (Non Trauma)
  6. Inferosuperior Axial : Shoulder (Non Trauma)
  7. Posterior Obliq - Glenoid cavity : Shoulder (Non Trauma)
  8. Tangensial-Intertubercular (Bicipital) Groove : Shoulder (Non Trauma)
  9. AP-Neutral Rotation : Shoulder (Trauma)
  10. Transthoracic Lateral : Shoulder (Trauma)
Tetapi untuk Proyeksi pemeriksaan yang sering dilakukan di Rumah Sakit hanya AP Eksorotasi dan Endorotasi saja.
Untuk Klinisnyah yaitu : Fraktur, Osteoarthtitis, Rhematoid Arthritis, dan Dislokasi.

Proyeksi Pemeriksaan AP Eksorotasi 

  • PP (Posisi Pasien) = Posisikan Pasien Berdiri (Erect) atau Tiduran (Supine) dengan tangan dalam posisi AP
  • PO (Posisi Objek) = Posisikan Tangan supinasi dan Eksorotasikan selurung lengan pasien sehingga epicondylus sejajar dalam bidang kaset.
  • Ukuran Kaset = 124x30 Vertikal
  • CR = Tegak Lurus Horizontal
  • CP = Diantara Glenoid Fossa dan Caput Humerus (ScapuloHumeral joint)
  • Kolimasi = Atur Lapangan Penyinaran sehingga Shoulder Joint Terlihat
  • FFD = 100cm
  • Marker R/L

Kriteria Gambaran : Tampak Clavicula,Scapula,Coracoid Process, Scapulohumeral joint(Caput Humerus dan Glenoid Fossa) dan Distal Humerus.


Kriteria Evaluasi = Pada Proyeksi ini sendi bahu atau Shoulder Joint terbuka dan Tuberculum Minor berada di antara capur humeri dan Glenoid.


Proyeksi Pemeriksaan AP Endorotasi

  • PP(Posisi Pasien) = Pasien Berdiri (erect) atau Tiduran (Supine) dengan memfleksikan Elbow dan tangan di pinggang sehingga membentuk sudut atau merotasikan punggung tangan ke dalam dan menempel ke paha.
  • PO(Posisi Obejek) = Elbow Fleksi kira-kira 80 derajat atau Punggung tangan menempel pada paha kemudian atur lengan sehingga epicondylus tegak lurus bidang kaset.
  • Ukuran Kaset = 24x30 Vertikal
  • CR = Tegak Lurus Horizontal
  • CP = Antara Caput Humerus dan Glenoid Fossa (Scapulohumeral joint)
  • Kolimasi = Atur lapangan penyinaran sehingga Sendi bahu atau Shoulder Joint Terlihat.
  • FFD = 100cm
  • Marker = R/L

Kriteria Gambaran = Calvicula,Scapula,Coracoid process, akromion, dan sendi Scapulohumeral joint atau caput humerus dan Glenoid Fossa.


Kriteria Evaluasi : Pada Proyeksi ini Sendi bahu atau Scapulohumeral joint tertutup dan Tuberculum minor tampak pada gambaran di ujung medial.





Proyeksi Pemeriksaan Humerus

Proyeksi Pemeriksaan Humerus ada 3 yaitu :


  1. AP Erect
  2. Lateral (Lateromedial dan Mediolateral)
  3. Trauma Horizontal Beam Lateral-Latero medial

Tetapi untuk pemeriksaan yang sering dilakukan di Rumah Sakit hanya AP dan Lateral (Lateromedial)
Untuk indikasi pemeriksaan biasanya seperti : Fisura, Fraktur, Dislokasi dan Kelainan Patologik.

Proyeksi Pemeriksaan AP
  • PP (Posisi Pasien) =Pasien berdiri (Erect) atau Tiduran (Supine) dengan lengan bawah dan tangan dalam posisi AP menempel pada kaset.
  • PO (Posisi Objek) = Posisikan Humerus dengan Mid Ossa Humerus pada pertengahan Kaset dan Ekstensikan kedua bahu sehingga sejajar.
  • Ukuran Kaset : 24x30 Vertikal
  • CR = Tegak Lurus Horizontal atau Vertikal.
  • CP = Mid Ossa Humerus
  • Kolimasi = Dari 1/3 Proksimal Antebrachii sampai Bahu (Shoulder Joint) Usahakan Kedua sendi seperti Elbow Joint dan Shoulder Joint Termasuk pada Gambaran.
  • FFD = 90 cm
  • Marker = R/L

Kritera Gambaran : Kedua Sendi yaitu Elbow Joint dan Shoulder Joint terlihat juga Keseluruhan Oss Humerus.


Kriteria Evaluasi : Elbow Joint dan Shoulder Joint Terihat, Epicondilus terlihat maksimal dan tidak ada rotasi,  Tuberculum mayor dan Tuberculum Minor Terlihat.


Proyeksi Pemeriksaan Lateral

  • PP (Posisi Pasien) = Pasien berdiri (Erect) atau tiduran (Supine) dengan Ossa Humerus bagian belakang Menempel Pada kaset 
  • PO (Posisi Objek) = Tangan Diletakkan di pinggang sehingga sikut membentuk sudut Kira* 80 derajat.
  • Ukuran Kaset = 24x30 Horizontal
  • CR = Tegak Lurus Vertikal
  • CP = Pada mid Ossa Humerus.
  • Kolimasi = Dari 1/3 Proksimal Antebrachii sampai Bahu (Shoulder Joint)
  • FFD = 90 cm
  • Marker R/L

Kriteria Gambaran : Terlihat Kedua Sendi yaitu ELbow Joint dan Shoulder Joint juga Keseluruhan Oss Humerus.



Kriteria Evaluasi = Humerus dalam posisi True Lateral, Epicondylus Superposisi, Tuberculum minor terlihat jelas dan Tuberculum mayor superposisi.






Senin, 18 Maret 2013

Proyeksi Pemeriksaan Elbow Joint

Proyeksi Pemeriksaan Elbow Joint

Untuk Proyeksi Pemeriksaan Elbow Joint ada 8 yaitu :


  1. AP Full Ekstensi (AP biasa)
  2. AP Not Full Ekstensi
  3. AP Obliq-Lateral (External) Rotation
  4. AP Obliq-Medial (Internal) Rotation
  5. Lateral (Lateromedial)
  6. Acute Flexion (Metode Jones)
  7. Trauma Axial Laterals-Axial Lateromedial
  8. Radial Head Laterals-Lateromedial 
Tetapi untuk pemeriksaan Elbow Joint di Rumah Sakit itu hanya 2 Proyeksi yaitu Proyeksi AP dan Lateral.


Proyeksi AP

  • PP (Posisi Pasien)  = Pasien duduk disamping meja pemeriksaan 
  • PO (Posisi Objek) = Ekstensikan tangan pasien dengan bagian atas lengan menempel pada kaset Luruskan siku pasien agar epicondyles humerus dan permukaan anterior siku sejajar dengan kaset untuk lapangan kolimasinya dari 1/3 Proksimal Antebrachii sampai distal Humerus.
  • Ukuran kaset = 18x24 vertikal atau 24x30 untuk dua gambaran Horizontal
  • CR = Tegak lurus Vertikal
  • CP = Elbow 
  • FFD = 90-100 cm

Kriteria Gambaran = Oss Humerus, Epicondyles medial dan Lateral, Trochlea, Capitulum, Coronoid Tubercle, Oss Radiu dan Ulna.

Kriteria Evaluasi = Adanya Spes pada Elbow Joint dan Tampak caput,cullum, dan tuberositas sedikit superposisi diatas proksimal Ulna.


Proyeksi Pemeriksaan Lateral 
  • PP (Posisi Pasien) = Pasien duduk di samping meja pemeriksaan dengan menempatkan antebrachii di atas kaset
  • PO (Posisi Objek) = Posisikan lengan pasien Fleksi 90 derajat pastikan epicondylus humerus tegak lurus terhadap bidang kaset. atur lapangan kolimasi dari 1/3 Proksimal Antebrachii sampai Bagian distal Humerus.
  • Ukuran Kaset = 18x24 Vertikal dan 24x30 untuk dua gambaran Horizontal.
  • CR = Tegak lurus Vertikal
  • CP = Pada mid (Pertengahan) Elbow joint atau 4cm di atas Process Olecranon.
  • FFD = 90-100 cm

Kriteria Gambaran = Distal Humerus, Proksimal Antebrachii, Process Olecranon, Trochlea dan epicondyles lateral.



Kriteria Evaluasi = Proses Olecranon terlihat, Lateral Epicondyles superposisi dan Tampak Tuberositas radial menghadap ke anterior dengan caput radii sebagian superposisi dengan proses Koronoideus.





Proyeksi Pemeriksaan Antebrachii

Proyeksi Pemeriksaan Antebrachii ada 2 yaitu :


  1. AP
  2. PA
  3. LATERAL
Untuk proyeksi pemeriksaan Antebrachii yang biasa dilakukan di rumah sakit yaitu posisi AP dan Lateral.

Proyeksi Pemeriksaan AP

  • PP (Posisi Pasien) = Pasien duduk menyamping di meja pemeriksaan dengan posisi tangan bagian atas diletakkan ke kaset
  • PO (Posisi Objek) = Lengan bawah diletakkan supine, dan memanjang di atas kaet, sehingga pergelangan tangan dan sendi siku termasuk di atas kaset.
  • Ukuran kaset = 18x24 untuk anak-anak dan 24x30 untuk dua gambaran dengan posisi kaset vertikal
  • CP = Pada pertengahan mid (Medial) Ossa Antebrachii
  • CR = Tegak Lurus Vertikal
  • FFD = 90-100cm
  • Marker R/L
  • Batas atas yaitu 1/3 Distal Oss Humerus dan Batas bawah 1/3 Proksimal Carpal.

Kriteria Gambaran = Pada posisi ini kedua sendi antara wrist joint dan elbow joint harus terlihat dalam gambaran lalu tulang radius dan ulna juga 1/3 oss carpal.


Kriteria Evaluasi :

  • Tulang Radius dan Ulna tidak superposisi.


Proyeksi Pemeriksaan LATERAL

  • PP (Posisi Pasien) = Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan.
  • PO (posisi Objek) = Elbow joint difleksikan membentuk sudut 90 derajat pada meja pemeriksaan lengan bawah diletakkan posisi lateral di atas kaset dengan tepi ulnaris menempel pada kaset.
  • Ukuran kaset = 18x24 untuk anak-anak dan 24x30 untuk dua gambaran dengan posisi kaset vertikal
  • CP = Pada mid (medial) pertengahan ossa Antebrachii
  • CR = Tegak Lurus Vertikal
  • FFD = 90-100 cm
  • Marker = R/L
  • Batas Atas yaitu 1/3 Dital Humerus dan batas bawahnyah 1/3 Proksimal Oss Carpal
Kriteria gambaran = Pada posisi ini Kedua sendi seperti Wrist joint dan Elbow joint harus masuk pada gambaran juga carpal.



Kriteria evaluasi = 
  • Superposisinya tulang radius dan ulna pada bagian distal
  • Superposisinya caput radial di atas processus koronoideus
  • Epicondilus humerus superposisi.








Rabu, 13 Maret 2013

Proyeksi Pemeriksaan Wrist Joint

Untuk Proyeksi pemeriksaan Wrist Joint ada 8 yaitu :

  • PA
  • AP
  • LATERAL
  • BENDING ULNAR FLEXI
  • BENDING RADIAL FLEXI
  • PA OBLIQ
  • AP OBLIQ
  • KARPAL KANAL
Tetapi untuk Proyeksi pemeriksaan di lapangan yaitu PA dan LATERAL untuk Proyeksi-proyeksi diatas bisa dilihat dari basic radiologi yang ada di buku.


Proyeksi Pemeriksaan PA :
  • PP = Pasien duduk di meja pemeriksaan dengan antebrachi di fleksikan dan telapak tangan menempel pada kaset.
  • PO = Lengan bawah dan tangan Prone, Wrist joint diatur true Lateral
  • CP = Pada pertengan Proc.Styloideus Radius dan Ulna tepi dorsal atau pada pertengahan oss Radius dan Ulna
  • CR = Tegak lurus Vertikal
  • Ukuran kaset = 18x24 cm Vertikal atau 24x30 cm Horizontal untuk dua gambaran
  • FFD = 90 cm


Kriteria gambaran = Metacarpal, Carpal ( Schapoid, Lunatum,Triquetrum, Phisiform, Trapezium, Trapezoid, Capitatum dan Hamatum), 1/3 Distal Oss Radius dan Ulna.

Kritearia Evaluasi = Tulang Carpal pada posisi true AP dan Adanya Spes dari Oss Radius dan Ulna dengan  
                                Carpal
 
Proyeksi Pemeriksaan LATERAL :

  • PP = Pasien duduk di samping meja pemeriksaan dengan dan Tangan diposisikan untuk aspek Ulnaris    menempel pada permukaan kaset.
  • PO = Sendi siku Fleksi 90 derajat, lengan atas dan lengan lateral, Tepi Ulnaris menempel pada kaset.
  • CP = Pada Proc.Styloideus Radius dan Ulna 
  • CR = Tegak Lurus Vertikal
  • Ukuran Kaset = 18x24 Vertikal atau 24x30 Horizontal untuk dua gambaran.
  • FFD = 90 cm

Kriteria gambaran = Metakarpal, Carpal (Schapoid,Lunatum,Triquetrum, Phisiform, Trapezium, Trapezoid, Capitatum, Hamatum.

Kriteria Evaluasi = Tampak Metacarpal dan Carpal Superposisi dan Oss Radius dan Ulna Supeposisi juga.








Proyeksi Pemeriksaan Ossa Manus

Proyeksi pemeriksaan ossa manus yaitu :

  1. PA (Posterior anterior)
  2. Obliq 
  3. Lateral
  4. AP Perbandingan
  5. AP 
Untuk Pemeriksaan di lapangan yang sering dipakai yaitu PA dan Obliq.
Untuk klinis pasien di lapangan biasanya Fraktur (Patah tulang), Trauma, Fisura, Dislokasi Sendi, Ruptur, Artheritis, Osteoma dan Corpus alienum (Benda Asing).

Proyeksi pemeriksaan PA (Dorso Plantar)


  • PP (Posisi Pasien) : Pasien duduk di samping meja pemeriksaan dengan lengan di fleksikan, atur ketinggian sehingga lengan pasien  nyaman di atas meja pemeriksaan
  • PO(Posisi Objek) : Istirahatkan lengan (Antebrachi) pada meja pemeriksaan dan tempatkan manus dengan telapak tangan pasien menempel pada kaset. Letakan MCP (Metacarpo phalangeal) joint di tengah-tengah kaset. Rentangkan tangan pasien yang akan diperiksa. Usahakan tangan pasien relaks agar tidak terjadinya rotasi, jangan lupa kenakan Apron pada pasien untuk melindungi organ-organ fital dan usahakan pasien menoleh ke sisi yang tidak terkena sinar x.
  • Ukuran kaset = 18x24 cm atau 24x30 cm melintang untuk 2 gambaran.
  • CR (Central Ray) = Tegak lurus Vertikal.
  • FFD = 90-100 cm
  • CP (Central Point) = di MCP (Metacarpo phalangeal Joint) digiti 3
  • Marker = R/L
  • Batas Atas Batas Bawah kolimasi = Batas atasnya dari phalang sampai 1/3 oss distal radius, ulna untuk batas bawahnya.

  • Tampilan Struktur : Phalang 1-5, Metacarpal, Carpal (Schapoid, Lunatum, Triquetrum, Phisiform, Trapezium,Trapezoid, Capitatum, Hamatum dan Oss Distal Radius dan Ulna.
  • Kriteria Radigraf : MCP dan Interphalangeal joint membuka menandakan manus diletakkan rata pada kaset.


Proyeksi Pemeriksaan PA Obliq Projektion

  1. PP = Pasien duduk di samping meja pemeriksaan dengan lengan difleksikan.
  2. PO = Atur tangan pasien Obliq membentuk suatu penjuru kira-kira 45 derajat seperti sedang menggenggam kertas.
  3. Ukuran Kaset = 18x24 cm atau 24x30 untuk 2 gambaran.
  4. CP = MCP (Metacarpo phalangeal joint digiti 3
  5. CR = Tegak lurus Vertikal
  6. FFD = 90-100 cm
  7. Marker = R/L
  8. Batas Atas dan Batas Bawah = Dari Phalang sampai 1/3 Distal oss radius dan ulna.
Kriteria Evaluasi : Sedikit Overlap antara metakarpal tiga dan empat serta empat dan lima.
                            Interphalangeal joint dan MCP joint terbuka dan tidak superposisinya antara tulang
                            Trapezium dengan Trapezoid.


Proyeksi Pemeriksaan Lateral (Medio lateral dan Latero Medial)

  • Untuk Proyeksi ini gunakan kaset 18x24 membujur atau 24x30 melintang untuk dua gambaran.



  • PP = Posisikan Pasien duduk menyamping meja pemeriksaan dengan antebrachi menempel pada meja pemeriksaan dengan aspek Ulnaris menempel pada kaset sementara pada Latero medial aspek Radius menempel pada kaset
  • PO = Ekstensikan digit pasien dan atur digit pertama di sudut kanan palmar. Atur phalang (digit) 2-5 Superposisi.
  • FFD = 100cm
  • CR = Vertikal tegak lurus pada kaset pada MCP joint digiti 5 dan 2.
Kriteria Evaluasi : Phalang 2-5 Superposisi kecuali ibu jari, superposisi metacarpal, superposisi oss radius dan ulna.


Proyeksi Pemeriksaan AP Perbandingan (Metode Noogaard)

  • PP =Pasien duduk di ujung meja pemeriksaan, dengan kedua tangan diposisikan setengah supine untuk perbandingan.
  • PO = Tempatkan kedua telapak tangan bersama-sama tempatkan 2 spons kira-kira 45 derajat terhadap aspek superior dari masing-masing tangan, Ekstensikan jari-jari pasien dan sedikit abduksikan ibu jari pasien untuk menghindari superposisi. jari-jari seolah-olah sedang menggenggam  seperti akan menangkap bola.
  • FFD = 100 cm
  • CR = Tegak lurus Vertikal
  • CP = Tegak lurus pada pertengahan kaset atau pada titik tengah antara kedua tangan selevel MCP joint.


Kriteria Evaluasi = Kaput Metakarpal bebas dari superimposisi, dan tampak kedua tangan dari daerah      
                              karpal ke ujung digit.













Dio Aditya Warman. Diberdayakan oleh Blogger.