Pages

Jumat, 26 April 2013

Proyeksi pemeriksaan Hip Joint

Proyeksi pemeriksaan HIP Joint.


1. AP (Antero Posterior)


  • PP (Posisi Pasien) = Pasien supine dengan kaki sedikit direnggangkan dan bila memungkinkan tungkai bawah diputar ke dalam 30 derajat dan diimobilisasi pada posisi ini dengan mengganjal bagian lateral ankle dengan bantal pasir.
  • PO (Posisi Objek) = Posisi Pelvis harus simetris dengan kedua sisi berjarak sama terhadap meja pemeriksaan.
  • Ukuran kaset = 24x30cm Vertikal
  • CR = Tegak lurus Vertikal
  • CP = Pada garis tengah tubuh kurang lebih 2,5 cm diatas sympisis pubis/Columb Femuris
  • FFD = 90 cm
  • Luas lapangan = Dari Symphisis pubis sampai 1/3 Distal Femur
  • Marker = R/L Orientasi AP

Kriteria gambaran : Tampak tulang Pubis, Crista iliaca, ilium, Acetabulum, Femoral Head, Greater Trochanter, Femoral Neck, Lesser Trochanter, dan Body femur.


Kriteria Evaluasi = 
  • Tampak Tulang Pubis dan Ischi superposisi diatas sacrum dan coxigis
  • Kedua Foramen obturatorium harus simetris.
  • Ramus pubis dan ischi harus dekat dengan tengah-tengah radiograf.
  • Sendi paha harus masuk.
2. LATERAL 
  • PP (Posisi Pasien) = Pasien tiduran dengan posisi recumbent seeing lateral dari femur dan panggul menempel meja.
  • PO (Posisi Objek) = Sendi panggul ditempelkan ditengah meja, Lutut sedikit ditekuk (Fleksi), Tungkai sisi yang lain diluruskan, diletakkan dibelakang tungkai sisi yang diperiksa dan diganjal dengan bantal.
  • Ukuran kaset = 24x30cm Vertikal
  • CR = Vertikal Tegak lurus terhadap kaset
  • CP = Pada sendi tegak lurus pada tengah-tengah kaset.
  • FFD = 90 cm
  • Luas lapangan = dari Symphisis pubis sampai 1/3 distal femur.
  • Marker = R/L Orientasi AP

Kriteria gambaran = Acetabulum, Femoral Head, Femoral Neck, Lesser Trochanter, Ischial tuberosity.


Kriteria Evaluasi = 
  • Hip joint, Acetabulum dan head femoral harus tampak.
  • Femoral Neck superposisi dengan trochanter mayor lebih besar pada proyeksi ini.








Senin, 08 April 2013

Proyeksi pemeriksaan Patella

Proyeksi pemeriksaan Patella ada 3 yaitu :


  1. PA
  2. LATERAL
  3. TANGENTIAL (AXIAL SUNRISE/SKYLINE)

Untuk indikasinya biasa terjadi fraktur,atau dislokasi pada patella maupun pada patello femoral joint.


Proyeksi pemeriksaan PA

  • Posisi Pasien = Pasien prone di atas meja pemeriksaan, kedua tungkai lurus.
  • Posisi objek = Genu diletakkan di atas kaset, tungkai bawah diatur sehingga patella sejajar kaset dengan cara memiringkan tungkai 10 derajat ke arah tepi meja pemeriksaan yang terdekat untuk fiksasi dibawah femur dan punggung kaki.
  • Ukuran kaset = 18x24 horizontal
  • CR = Vertikal tegak lurus terhadap kaset.
  • CP = Pada lekukan lutut atau menuju pertengahan patella.
  • FFD = 90 cm
  • Luas lapangan kolimasi = dari 1/3 distal femur sampai 1/3 proksimal ossa cruris.
  • Marker = R/L Orientasi PA

Kriteria gambaran : Patella, Oss distal femur dan Oss Proksimal Cruris, Femoral condyles articular facets.


Kriteria evaluasi :

  • Oss patella superposisi dengan femur
Proyeksi pemeriksaan Lateral

  • PP (Posisi pasien) = Pasien supine dengan tubuh miring menuju daerah yang akan diperiksa dan tangan diposisikan senyaman mungkin untuk pasien.
  • PO (Posisi objek) = Fleksikan knee joint 5-10 derajat dengan condylus lateral menempel pada kaset. 
  • Ukuran kaset = 18x24 cm Horizontal
  • CR = Tegak lurus vertikal
  • CP = Pada mid patellofemoral joint.
  • FFD = 90 cm
  • Luas lapangan kolimasi = batas atas 1/3 distal femur dan batas bawah 1/3 proksimal cruris.
  • Marker = R/L Orientasi AP

Kriteria gambaran = Patella, Tibiofemoral joint, patello femoral joint.


Kriteria Evaluasi = 
  • Patella terlempar sehingga tidak superposisi dengan tulang-tulang yang lain.
  • Adanya Space pada patellofemoral joint.

Proyeksi pemeriksaan Tangential (Axial or sunrise/Skyline) Prone

  • PP (Posisi pasien) = Posisikan pasien prone(Telungkup) dengan tangan diposisikan senyaman mungkin.
  • PO (Posisi objek) = Knee joint fleksi 45 derajat dan patella menempel pada kaset bagian anterior.
  • Ukuran kaset = 18x24cm Horizontal
  • CR = Menyudut 15-20 derajat terhadap cruris.
  • CP = Mid patellofemoral joint.
  • FFD = 90 cm
  • Luas lapangan kolimasi = Batas atas 1/3 distal femur dan batas bawah 1/3 proksimal cruris.
  • Marker = R/L Orientasi PA
 

Kriteria gambaran = Patella dan Patellofemoral joint.


Kriteria Evaluasi = 
  • Terbukanya patellofemoral joint
  • dan patella tidak superimposisi dengan tulang lain.
  • dan intercondylar suclus (Trochlear groove) terlihat.








Selasa, 02 April 2013

Proyeksi pemeriksaan Abdomen 3 posisi

Proyeksi Abdomen Akut disebut juga dengan Proyeksi pemeriksaan Abdomen 3 posisi yaitu :

  1. AP
  2. Setengah duduk
  3. LLD

Proyeksi pemeriksaan AP

  • Persiapan pasien = Pasien dianjurkan untuk membuka baju hanya di sekitar perut saja
  • PP (Posisi pasien) = Pasien dalam posisi Supine atau tidur terlentang
  • PO (Posisi Objek) = Pusatkan MSP (Mid Sagital Plane) pada meja pemeriksaan dan pelvis usahakan tidak terjadi rotasi (Terlihat dari kedua SIAS berjarak sama dikedua sisinya)
  • Ukuran kaset = 30x40 cm Vertikal
  • CR = Tegak lurus Vertikal
  • CP = Pada umbilikus (Pusar) sekitar 3jari di atas Crista iliaca
  • Luas lapangan kolimasi = Batas atas T11 dan T12 harus tampak dan batas bawah sympisis pubis harus tampak
  • FFD = 100cm
  • Marker = R/L Orientasi AP
  • Memakai Lysolm/Grid
  • Intruksi ekposi = Tarik napas,,,,,keluarkan nafas,,,,Tahan napas.

Kriteria gambaran : T11,T12 tampak, Columna Vertebrae, Sympisis pubis, Crista iliaca, Ischium,Ileum, Vertebrae Lumbal, dan Fisika urinaria.


Kriteria Evaluasi : 
  • Tampak kontur liver (Hati), ginjal, dan keadaan dalam abdomen, tampak sedikit costae dan processus spinosus, columna vertebrae pada satu garis lurus.
  • Kedua SIAS terlihat simetris, os iliaca simetris.
Proyeksi pemeriksaan Setengah duduk

  • PP (Posisi pasien) = Pasien duduk di meja pemeriksaan dengan MSP (Mid Sagital Plane) tubuh sejajar dengan kaset, kedua tangan lurus disamping tubuh.
  • PO (Posisi Objek) = Kaset berada di belakang tubuh pasien, aturlah batas atas procxypoid dan batas bawah sympisis pubis, pelvis dan shoulder tidak mengalami rotasi.
  • Ukuran kaset = 30x40 cm Vertikal
  • CR = Tegak lurus Horizontal
  • CP = pada umbilikus (Pusar) atau 3jari di atas crista iliaca
  • FFD = 100 cm
  • Luas lapangan kolimasi = Batas atas T11,T12 dan Batas bawah Sympisis pubis.
  • Marker = R/L Orientasi AP
  • Memakai Lysolm/grid
  • Intruksi ekposi = Tarik nafas,,,,Keluarkan nafas,,,,Tahan nafas.

Kriteria gambaran : Tampak columa vertebrae, T11 dan T12, Sympisis pubis, Crista iliaca, Vertebrae Lumbal dan Fisika Urinaria

Kriteria Evaluasi :
  • Proyeksi ini bertujuan untuk memperlihatkan daerah sekitar diafragma


Proyeksi pemeriksaan LLD 

  • Persiapan pasien = Pasien tetap posisi miring (LLD) selama 10 atau 20 menit sebelum dilakukan eksposi  untuk memberikan kesempatan udara bebas agar naik hingga daerah permukaan atas rongga peritoneum.
  • PP (Posisi Pasien) = Pasien berbaring miring dengan sisi kiri tubuh menempel pada meja pemeriksaan. kedua lengan ditekuk dengan lutut diletakkan agak ke depan bidang anterior abdomen.
  • PO (Posisi objek) = Kaset dan grid dengan ukuran sesuai kebutuhan dipasang dibelakang punggung secara vertikal dan diganjal agar posisinya terfiksasi. Pertengahan kaset berada pada garis yang menghubungkan kedua Crista iliaca. Bidang median sagital (MSP) berada sejajar dengan meja pemeriksaan dan tegak lurus kaset. Kaset harus mencakup diafragma
  • Ukuran kaset = 30x40 cm Horizontal
  • CR = Tegak lurus Horizontal
  • CP = Pada Umbilikus (Pusar) atau 3jari di atas Krista iliaca
  • FFD = 100cm
  • Marker = L Orientasi AP

Kriteria gambaran : Vertebrae Lumbal, Diafragma, Krista iliaca, T11 dan T12


Kriteria Evaluasi = 
  • Diafragma dan Abdomen bawah terlihat
  • Batas air dan udara (air-fluid level) di abdomen dengan detail soft tissue tampak di anterior abdomen


Tujuan dari masing-masing posisi :

Proyeksi AP : Memperlihatkan ada/tidaknya penebalan/distensi pada kolon yang disebabkan karena massa atau gas pada colon itu.
Proyeksi AP Setengah duduk :Untuk menampakkan udara bebas di bawah diafragma.
Proyeksi LLD (Left lateral Decubitus) : Untuk memperlihatkan air fluid level atau udara bebas yang mungkin terjadi akibat perforasi colon.

Kenapa Harus LLD tidak RLD ?

Supaya terpisah dengan udara di lambung, pada pasien yang mengalami kebocoran dinding usus, udara akan berada pada permukaan teratas. Jika dibuat foto RLD, udara bebas itu akan tampak menyatu/bercampur dengan udara di usus sehingga patologis sulit dinilai.

Tujuan pada saat eksposi pasien disuruh menahan nafas setelah ekspirasi penuh ?

Pada saat menahan nafas pergerakan usus berhenti, diafragma akan naik dan gambaran abdomen akan jelas.









Dio Aditya Warman. Diberdayakan oleh Blogger.